Sunday, 9 October 2016

Makna Kathina yang Sesungguhnya

"Memberikan dana dengan penuh keyakinan, hendaknya Sila selalu dilaksanakan, rajin melatih Samadhi, maka ia akan dapat terlahir di alam Surga."



Bulan Kathina ini mengingatkan kita untuk kembali pada praktek utama yang sangat penting, yaitu Berdana. Berdana tidak hanya dilakukan pada saat bulan Kathina saja, akan tetapi dapat kita praktekkan kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja yang membutuhkan.
Berdana merupakan suatu sifat kemuliaan yang sangat ditekankan dalam berbagai aliran Buddhisme. Tentunya dalam berdana secara materi kepada yang membutuhkan, haruslah sumber dana tersebut diperoleh dari usaha sendiri yang dihimpun secara benar. Dengan senantiasa berdana yang terbaik dalam segala hal maka akan terbina sifat kemuliaan yang tak terkira.
Berdana yang dilakukan dengan keyakinan, penuh hormat, secara tepat waktu, ikhlas dan tanpa merugikan diri sendiri ataupun pihak lain akan menghasilkan buah karma yang baik berupa kemakmuran, kekayaan, dan harta benda yang berlimpah. Berdana tidak hanya ditinjau dari sudut materi saja tetapi juga bisa dari pembicaraan yang ramah, senyuman yang tulus, budi pekerti yang menyenangkan dan memberikan pengertian yang benar mengenai ajaran Sang Buddha. Untuk dapat menghimpun dana secara benar, maka kita haruslah giat dalam bekerja dan senantiasa mengumpulkan bekal secara benar sewaktu masih muda.
Berdana sesungguhnya dapat melatih diri kita untuk melepaskan keterikatan terhadap hal-hal yang bersifat duniawi. Keterikatan materi yang dapat dilatih dengan Amisa Dana (berdana materi), keterikatan terhadap badan jasmani dapat dilatih dengan Paricaya Dana (berdana tenaga), keterikatan terhadap status sosial ataupun jabatan dapat kita kikis dengan Abhaya Dana (berdana dalam bentuk memaafkan, memberi rasa aman dan menyelamatkan makhluk yang membutuhkan).
Semoga dengan tibanya Hari Kathina, kita dapat senantiasa ingat untuk tidak terlalu terikat dengan hal-hal yang bersifat duniawi, senantiasa berbuat bajik sehingga mendatangkan dana berupa kebahagiaan bagi semua makhluk hidup.

“Di dunia ini ia berbahagia, di dunia sana ia berbahagia; pelaku kebajikan berbahagia di kedua dunia itu, ia akan berbahagia ketika berpikir, ‘aku telah berbuat kebajikan’, dan ia akan lebih berbahagia lagi ketika berada di alam bahagia.”

Sang Buddha bersabda: “Sesungguhnya orang kikir tidak dapat pergi ke alam dewa. Orang bodoh tidak memuji kemurahan hati. Akan tetapi orang bijaksana senang dalam memberi, dan karenanya ia akan bergembira di alam berikutnya.”

0 comments:

Post a Comment