"Memberikan
dana dengan penuh keyakinan, hendaknya Sila selalu dilaksanakan, rajin melatih
Samadhi, maka ia akan dapat terlahir di alam Surga."
Bulan Kathina ini mengingatkan kita untuk kembali pada praktek utama
yang sangat penting, yaitu Berdana. Berdana tidak hanya dilakukan pada saat
bulan Kathina saja, akan tetapi dapat kita praktekkan kapan saja, dimana saja
dan kepada siapa saja yang membutuhkan.
Berdana merupakan suatu sifat kemuliaan yang sangat ditekankan dalam
berbagai aliran Buddhisme. Tentunya dalam berdana secara materi
kepada yang membutuhkan, haruslah sumber dana tersebut diperoleh dari usaha
sendiri yang dihimpun secara benar. Dengan senantiasa berdana yang
terbaik dalam segala hal maka akan terbina sifat kemuliaan yang tak
terkira.
Berdana yang dilakukan dengan keyakinan, penuh hormat, secara tepat
waktu, ikhlas dan tanpa merugikan diri sendiri ataupun pihak lain akan
menghasilkan buah karma yang baik berupa kemakmuran, kekayaan, dan harta benda
yang berlimpah. Berdana tidak hanya ditinjau dari sudut materi saja tetapi
juga bisa dari pembicaraan yang ramah, senyuman yang tulus, budi pekerti yang
menyenangkan dan memberikan pengertian yang benar mengenai ajaran
Sang Buddha. Untuk dapat menghimpun dana secara benar, maka kita haruslah
giat dalam bekerja dan senantiasa mengumpulkan bekal secara benar sewaktu masih
muda.
Berdana sesungguhnya dapat melatih diri kita untuk melepaskan
keterikatan terhadap hal-hal yang bersifat duniawi. Keterikatan materi yang
dapat dilatih dengan Amisa Dana (berdana materi), keterikatan terhadap badan
jasmani dapat dilatih dengan Paricaya Dana (berdana tenaga), keterikatan
terhadap status sosial ataupun jabatan dapat kita kikis dengan Abhaya Dana (berdana
dalam bentuk memaafkan, memberi rasa aman dan menyelamatkan makhluk yang
membutuhkan).
Semoga dengan tibanya Hari Kathina, kita dapat senantiasa ingat untuk
tidak terlalu terikat dengan hal-hal yang bersifat duniawi, senantiasa
berbuat bajik sehingga mendatangkan dana berupa kebahagiaan bagi semua makhluk
hidup.
“Di dunia ini ia berbahagia, di dunia sana ia berbahagia; pelaku
kebajikan berbahagia di kedua dunia itu, ia akan berbahagia ketika berpikir,
‘aku telah berbuat kebajikan’, dan ia akan lebih berbahagia lagi ketika berada
di alam bahagia.”
Sang Buddha
bersabda: “Sesungguhnya orang kikir tidak dapat pergi ke alam dewa. Orang bodoh
tidak memuji kemurahan hati. Akan tetapi orang bijaksana senang dalam memberi,
dan karenanya ia akan bergembira di alam berikutnya.”
0 comments:
Post a Comment