Namo Buddhaya _/\_
"Seberapa Bosankah Kehidupan Ini?" menjadi tema malam ketiga dalam Sepekan Penghayatan Dhamma dan dibawakan oleh Pak Suratman.
"Hidup ini sekali saja, kenapa dipusingkan?"
Inilah konsep pikiran manusia yang belum memahami Dhamma.
Untuk yang mengerti Dhamma, mereka akan mengatakan bahwa hidup ini sudah sangat membosankan. Sudah banyak kelahiran yang kita lalui, tidak terhitung, dan sudah sepatutnya kita merasa bosan.
Kapankah kita akan merasa bosan akan kehidupan?
Sampai pada saat kita mengerti hakikat hidup ini yang sebenarnya, bahwa hidup ini adalah penderitaan, tidak kekal.
lalu
Apa yang harus kita lakukan ketika menemui kebosanan dalam hidup ?
Ada 8 kondisi di dalam dunia ini atau yang disebut dengan attaloka Dhamma, yaitu : untung, rugi, suka, duka, kaya, miskin, dipuji, dihina.
Dengan memahami kedelapan kondisi tersebut, yang pasti manusia akan menjadi lebih baik dengan penerimaan kondisi yang Ada. Bukan menjadi manusia yang putus asa ketika dalam menghadapi masalah. Justru tindakan tersebut akan memperpanjang rantai kehidupan ini. Terlahir dan terlahir lagi.
Lima kekuatan (Panca Bala) yang harus dimiliki oleh kita sebagai manusia untuk melawan rasa bosan dalam kehidupan, yaktu :
1.Sadha (keyakinan)
2.Virya Bala (semangat)
3.Sati Bala (perhatian)
4.Samadhi (konsentrasi)
5.Panna Bala (kebijaksanaan)
1.Sadha (keyakinan)
2.Virya Bala (semangat)
3.Sati Bala (perhatian)
4.Samadhi (konsentrasi)
5.Panna Bala (kebijaksanaan)
Jadi, Seberapa Bosan Kehidupan ini Sesungguhnya?
Jawabannya, tanyakan pada dirimu sendiri, sudah seberapa banyak anda melakukan kebajikan untuk memutuskan rantai kehidupan ini agar menuju nibbana?
Bersyukurlah kita terlahir sebagai manusia, karena setiap manusia yang lahir terdapat benih-benih ke-Buddhaan yang perlu dikembangkan.
"Pikiran itu mudah goyah dan tidak tetap, sulit dijaga dan sulit dikuasai, namun orang bijaksana akan meluruskannya, bagaikan seorang pembuat panah dan meluruskan panah.
Pikiran itu selalu menggelepar bagaikan seekor ikan yang dikeluarkan dari air dan dilemparkan ke atas tanah. Karena itu, kekuasaan Mara harus dihancurkan.
Mengawasi pikiran yang sukar dikendalikan, binal dan mengembara sesuka hati adalah baik. Pikiran yang telah dijinakkan akan membawa kebahagiaan." Citta Vagga, syair 33 - 35
0 comments:
Post a Comment