Welcome to Our Blog

Please Visit our Facebook Group or leave any comment/feedback for our Blog improvement here

Metta Day

GMVBB mengunjungi Panti Asuhan sebagai wujud cinta kasih

Perayaan Imlek SMB SD

新年快乐, 恭喜发财!🍊🐶

Magha Puja 2561 B.E. / 2018 M

"Janganlah berbuat kejahatan perbanyakanlah perbuatan baik sucikan hati dan pikiranmu, Itulah Ajaran semua Buddha" -Dhammapada Ayat 183-

Inauguration and Continuation Day

Pelantikan dan Perayaan Hari Ulang Tahun GMVBB dan WBVBB
21 Tahun GMVBB dan 2 Tahun WBVBB.

Thursday 26 May 2016

Artikel Waisak 2560 B.E/2016

Selamat Hari Raya Tri Suci Waisak 2560 B.E / 2016
"Indahnya Kebersamaan dalam Buddha Dharma"


Dirayakan dalam bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama sidhi) untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu :
  1. Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 S.M.,

  2. Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodhgaya) pada usia 35 tahun pada tahun 588 S.M.

  3. Buddha Gautama parinibbana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun pada tahun 543 S.M
         A. Kelahiran Sidharta Gotama
Tepat pada saat bulan purnama pada bulan Mei , tahun 623 S. M. di taman Lumbini, Kapilavastthu diperbatasan India yang sekarang merupakan wilayah Nepal lahir seorang pangeran mulia yang sudah ditunggu-tunggu oleh sang raja bernama Suddhodana dari keluarga Sakya dan istrinya Ratu Maha Maya.


          Saat Ratu Maha Maya berdiri memegang dahan pohon sal. Pada saat ia lahir, dua arus kecil jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya hangat. Arus tersebut membasuh tubuh Siddhartha. Siddhartha lahir dalam keadaan bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah ke arah utara sebanyak 7 langkah, tempat yang dipijakinya tumbuh bunga teratai.


         Oleh para pertapa di bawah pimpinan Asita Kaladewala diramalkan bahwa Pangeran Siddharta kelak akan menjadi Maharaja Diraja atau akan menjadi seorang Buddha. Hanya pertapa Kondañña yang dengan pasti meramalkan bahwa Sang Pangeran kelak akan menjadi Buddha. Mendengar ramalan tersebut Sri Baginda menjadi cemas, karena apabila Sang Pangeran menjadi Buddha, tidak ada yang akan mewarisi tahta kerajaannya. Oleh pertanyaan Sang Raja, para pertapa itu menjelaskan agar Sang Pangeran jangan sampai melihat empat macam peristiwa, atau ia akan menjadi pertapa dan menjadi Buddha.

Empat macam peristiwa itu adalah:
  1. Orang tua,
  2. Orang sakit,
  3. Orang mati,
  4. Seorang pertapa.
Tujuh hari setelah kelahiran Sidharta, Maya akhirnya wafat karena dia hanya sebagai tempat untuk kedatangan sang Buddha ke dunia. Kepengasuhanya ditugaskan kep ada adik ratu, Maha Pajapati Gotami yang juga dinikahi oleh raja Suddhodana.

           Pada hari kelima kelahiran Pangeran, ia diberi nama Sidharta Gotama. Sidharta artinya keinginan yang terpenuhi dan Gotama merupakan nama keluarganya.
Ketika usia Sidharta mencapai 16 tahun, ia menikah dengan saudara sepupunya yang seusia, Yasodara. Hampir selama 13 tahun setelah pernikahnya dia hidup dengan bahagia, dalam kemewahan dan tidak pernah merasakan kesedihan, kekurangan. Ia dikarunia seorang anak. Ia hidup dalam istana tanpa pernah tahu apa yang terjadi di luar istana.

Seiring berjalannya waktu, pada akhirnya kenyataan itu pun nampak. Suatu ketika Ia ingin keluar istana, tetapi ayahnya tidak mengijinkan. Atas desakan dan paksaan dari Sidharta akhirnya diijinkalah keluar. Namun, ayahnya merekayasa keadaan di luar istana, yang boleh muncul dihadapannya adalah orang yang masih muda, dan gagah perkasa. Dalam acara penyambutan sang pangeran, ternyata ada dua orang yang sudah tua, yang satu buta dan satu lagi pincang. Sidharta terkejut dan menanyakan kepada ajudannya, Channa.

Kemudian Channa menjelaskan bahwa mereka adalah manusia seperti kita, hanya usia mereka sudah tua. Sekembalinya ke istana, Sidharta marah kepada ayahnya karena selama ini dia menyembunyikan keadaan sebenarnya yang terjadi di luar istana. Ayahnya menjelaskan dengan sangat lembut tanpa nada tinggi bahwa apa yang dilakukanya adalah kasih sayang kepada Sidharta.

Istana bukan lagi tempat yang menyenangkan bagi Sidharta yang sedang melakukan perenungan. Kehidupan istana yang begitu mempesona tidak dapat menjawab segala kegundahan yang dialami oleh Sidharta. Dia meyakini punya peranan penting ketimbang sebagai raja Kapilavastthu. Istri muda, anak yang terkasih tidak dapat menghalangi dan mengubah keputusannya untuk melakukan perenungan di luar istana. Waktu untuk meninggalkan keduniawian sudah tiba.

Ketika malam di mana Siddharta akan melakukan perjalanan suci yang bersejarah, tiba-tiba awan hitam menyelimuti kerajaan sehingga semua orang yang tinggal dikerajaan tertidur pulas. Kemudian Siddharta membangunkan Channa untuk menyiapkan kuda Kanthaka lalu pergi ke gerbang istana. Sebelum meninggalkan istana, Siddharta pergi ke kamarnya berdiri dengan tenang memandang istri  dan anaknya yang tidur nyenyak. Dia sangat menyayangi keduanya, namun kasih sayang kepada umat manusia lebih mendominasinya untuk menyelamatkan mereka dari segala penderitaan.


Pada saat usia 29 tahun, Siddharta melaksanakan perjalanan bersejarah itu. Beliau pergi jauh, menyeberangi sungai Anoma dan beristirahat di tepi sungai. Di sini beliau mencukur rambut dan janggutnya serta memberikan pakaian dan perhiasaan kepada Channa. eberapa tahun, ia jalani sebagai pertapa. Pada akhirnya ia menemukan seorang pertapa yang terkenal, Alara kalama untuk membimbingnya mencapai Kesunyataan. Lama Siddharta berguru pada Kalama, tetapi tidak sampai pada pemahaman Kesunyataan tertinggi.
Usaha ini menenangkan pikirannya tetapi tidak dapat menjawab segala kegundahan yang dia rasakan yaitu menemukan obat untuk menghilangkan penderitaan.

B. Sang Buddha Mencapai Penerangan Sempurna

Didalam pengembaraannya, pertapa Gautama mempelajari latihan pertapaan dari pertapa Bhagava dan kemudian memperdalam cara bertapa dari dua pertapa lainnya, yaitu pertapa Alara Kalama dan pertapa Udraka Ramputra. Namun setelah mempelajari cara bertapa dari kedua gurunya tersebut, tetap belum ditemukan jawaban yang diinginkannya. Sehingga sadarlah pertapa Gautama bahwa dengan cara bertapa seperti itu tidak akan mencapai Pencerahan Sempurna. Kemudian pertapa Gautama meninggalkan kedua gurunya dan pergi ke Magadha untuk melaksanakan bertapa menyiksa diri di hutan Uruwela, di tepi Sungai Nairanjana yang mengalir dekat Hutan Gaya. Walaupun telah melakukan bertapa menyiksa diri selama enam tahun di Hutan Uruwela, tetap pertapa Gautama belum juga dapat memahami hakekat dan tujuan dari hasil pertapaan yang dilakukan tersebut.
Mula-mula ia melakukan olah pernapasan dan pantangan makan. Pada fase pertama ia melakukan pantangan makan secara ekstrim. Kemudian ia menjadi terkenal sebagai pertapa yang suci sehingga diikuti oleh lima pertapa lain yang kemudian menjadi murid-muridnya generasi pertama yaitu Kondana, Bodiya,  Wappam Mahanama dan Asaji. Selama enam tahun mereka menahan lapar dan haus tidak makan dan minum, sehinnga tubuh mereka semakin melemah. Bahkan begitu kerasnya puasa yang dia lakukan, ketika menyentuh pusarnya maka ia dapat merasaakan tulang punggungnya. Tiba-tiba Siddharta jatuh pingsan sehingga murid-muridnya mengira bahwa ia telah mati. Namun ia sadar kembali dan menyadari bahwa apa yang dilakukannya selama ini tidak bermanfaat.

Pada suatu hari pertapa Gautama dalam pertapaannya mendengar seorang tua sedang menasehati anaknya di atas perahu yang melintasi sungai Nairanjana dengan mengatakan:
"Bila senar kecapi ini dikencangkan, suaranya akan semakin tinggi. Kalau terlalu dikencangkan, putuslah senar kecapi ini, dan lenyaplah suara kecapi itu. Bila senar kecapi ini dikendorkan, suaranya akan semakin merendah. Kalau terlalu dikendorkan, maka lenyaplah suara kecapi itu ”

Pertapa Gautama melanjutkan samadhinya di bawah pohon bodhi (Asetta) di Hutan Gaya, sambil berprasetya, "Meskipun darahku mengering, dagingku membusuk, tulang belulang jatuh berserakan , tetapi aku tidak akan meninggalkan tempat ini sampai aku mencapai Pencerahan Sempurna."

Perasaan bimbang dan ragu melanda diri pertapa Gautama, hampir saja Beliau putus asa menghadapi godaan Mara, setan penggoda yang dahsyat itu. Dengan kemauan yang keras membaja dan dengan iman yang teguh kukuh, akhirnya godaan Mara dapat dilawan dan ditaklukkannya. Hal ini terjadi ketika bintang pagi memperlihatkan dirinya di ufuk timur.

Sekarang pertapa Gautama menjadi terang dan jernih, secerah sinar fajar yang menyingsing di ufuk timur. Pertapa Gautama telah mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi Samyaksam-Buddha [Sammasam-Buddha], tepat pada saat bulan Purnama Raya di bulan Waisak ketika ia berusia 35 tahun (menurut versi Buddhisme Mahayana, 531 SM pada hari ke-8 bulan ke-12, menurut kalender lunar. Versi WFB, pada bulan Mei tahun 588 SM). Pada saat mencapai Pencerahan Sempurna, dari tubuh Sang Siddharta memancar enam sinar Buddha (Buddharasmi) dengan warna biru yang berarti bhakti; kuning mengandung arti kebijaksanaan dan pengetahuan; merah yang berarti kasih sayang dan belas kasih; putih mengandung arti suci; jingga berarti giat; dan campuran kelima sinar tersebut.

Setelah mencapai Pencerahan Sempurna, pertapa Gautama mendapat gelar kesempurnaan yang antara lain : Buddha Gautama, Buddha Shakyamuni, Tathagata ('Ia Yang Telah Datang', Ia Yang Telah Pergi'), Sugata ('Yang Maha Tahu'), Bhagava ('Yang Agung') dan sebagainya.

C. Parinibbana
Buddha Gautama parinibbana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun pada tahun 543 S.M.
Sang Buddha mencapai parinibanaa di bawah pohon Sala kembar di Kusinara pada saat purnama siddhi Vesakha tepat pada usia 80 tahun.
Setelah Sang Buddha mencapai parinibbana diadakannya Sanghasamaya yang pertama di Rajagaha, untuk menghimpun ajaran Buddha Gautama, dihadiri 500 Arahat di bawah ajaran Y.A Maha Kassapa.
Pesan Sang Buddha Gautama sebelum Parinibbana adalah "Vayo dhamma sankhara, sabbe sankhara anicca, apamadena sampadetha". Yang artinya semuanya tidak kekal, berjuanglah dengan sungguh-sungguh agar mencapai kesucian.


Source    :
http://vianis117.blogspot.co.id/2013/05/sejarah-singkat-buddha-gautama.html
http://www.biografiku.com/2009/01/biografi-sang-budha.html
http://buddhisme-fahmidz.blogspot.co.id/2013/04/riwayat-hidup-siddharta-gautama.html







Wednesday 25 May 2016

Pentas Seni Waisak SMB tingkat SD

Minggu, 22 Mei 2016

Pada hari Minggu pagi yang cerah, Sekolah Minggu Buddhis tingkat SD diwarnai dengan kegiatan yang berbeda dari biasanya. Karena Hari Waisak tepat jatuh di hari Minggu, tentu saja adik- adik SMB SD Vihara Budhi Bhakti diisi dengan Pentas Seni Waisak 2560 B.E/2016 yang sangat seru dan asyik loh!
Sekolah minggu dimulai pukul 08.00 WIB dan diawali dengan Kebaktian Singkat lalu pembukaan acara Pentas Seni Waisak 2560 B.E/2016 oleh Ce Lili, dimana Ce Lili menceritakan secara singkat apa sajakah momen penting pada hari Waisak itu.
Pada acara Pentas Seni Waisak ini, anak-anak bahkan orang tua pun dapat ikut menyaksikan acara Pentas Seni Waisak ini loh!

Berikut serangkaian acara Pentas Seni Waisak SMB tingkat SD :

Suasana Pembukaan Acara Pentas Seni Waisak SMB SD
Setelah itu, acara pertama yang disajikan yaitu nyanyian dari Selina Tan dengan lagu The Spirit of Dharma.

Selanjutnya, tarian Xing Fu de Lian oleh 6 orang anak GABI yaitu Sherley, Calveany, Meilani, Sherina, Dewi Vicky dan Kelly. Sesuai dengan judul lagunya, xing fu de lian yang artinya wajah yang bahagia. Disini mereka sambil menari tentu saja juga menebar senyumnya merayakan Tri Suci Waisak pada tahun ini.

Dilanjutkan dengan sebuah nyanyian dari Vanessa dengan judul lagu Lembayung Waisak, salah satu lagu buddhis dalam rangka Perayaan Tri Suci Waisak.


Selajutnya, pentas seni diwarnai dengan mini games yaitu JOGET BALON. Wah! Antusias adik- adik GABI semakin meningkat lhooo! Jadi disini permainannya 1 grup terdiri atas 2 orang dan 2 orang ini harus bekerjasama menjaga keseimbangan balonnya agar tidak jatuh walaupun bergerak sebagaimana diminta oleh MC. Selamat ya kepada adik- adik yang telah memenangkan mini games ini!

Kakak -kakak Pembina memberikan contoh cara bermain games JOGET BALON

Selamat ya!
Setelah diisi dengan mini games yang seru, acara selanjutnya juga tidak kalah menarik lho! Tarian The Cow The Moon and Me oleh 5 orang adik GABI kita yaitu Kelly, Kelen, Gerald, Mayleen dan Kellen. Sesuai dengan judul lagunya bajunya yang dipakai pun bercorak sapi lho!
Wah, lucunya..

Selanjutnya, nyanyian merdu yang dibawakan oleh Jelena Anggono dengan judul Kasih Buddha.


Dilanjutkan lagi dengan Tarian Check The Facts oleh adik- adik SMB kelas 123 yang lucu lucu loooo..
Tarian ini terdiri dari 12 orang, yaitu Dilya, Junita, Felicia, Elfrint, Nicholas, Ivander, Marvel, Patricia, Michelle, Andira, Gracia, dan Jessica.


Selanjutnya diisi dengan nyanyian merdu dengan judul lagu Jalan Dharma oleh Nidyawati.


Acara selanjutnya yaitu Ballet solo performance oleh salah satu anak SMB Vihara Budhi Bhakti yaitu Elicia.


Selanjutnya, sebuah tarian dengan lagu Offerings yang dibawakan oleh 4 penari cilik yaitu Sherly, Michelle, Evelyn dan Delisya.


Acara Pentas Seni Waisak SMB tingkat SD ini diakhiri dengan menari bersama yang dipandu oleh Ce Lina dan Ce Lili yang diiringi dengan lagu Sigala.



Demikianlah serangkaian acara Pentas Seni Waisak SMB tingkat SD yang dilaksanakan pada hari Minggu kemarin tanggal 22 Mei 2016.
Kami dari Generasi Muda-Mudi Vihara Budhi Bhakti, Wanita Buddhis Vihara Budhi Bhakti serta Panitia Waisak 2560 B.E/2016 Vihara Budhi Bhakti Batam mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyukseskan serangkaian kegiatan waisak tahun ini di Vihara Budhi Bhakti Batam.
Namaste _/|\_




Kebaktian Detik- Detik Waisak 2560 B.E/2016

Minggu, 22 Mei 2016

Kebaktian Detik- Detik Waisak 2560 B.E/2016 di Vihara Budhi Bhakti dimulai pukul 03.30 WIB, dimana Detik-Detik Waisak pada tahun ini jatuh pada pukul 04.14.06 WIB
Kebaktian diawali dengan membaca paritta-paritta suci dan dilanjutkan dengan meditasi merenungkan 3 peristiwa agung pada Perayaan Tri Suci Waisak 2560 B.E/2016 yang dipandu oleh Romo Ngateman.

Berikut dokumentasi Kebaktian Detik- Detik Waisak 2560 B.E/2016 di Vihara Budhi Bhakti Batam.

Kebaktian menyambut detik-detik Waisak 2560 B.E

Kebaktian menyambut detik-detik Waisak 2560 B.E
Meditasi

Renungan Waisak dipandu oleh Romo Ngateman




"Ia yang telah berhasil menyelesaikan perjalanan hidup nya, yang terbebas dari penderitaan, yang terbebas dari kemelekatan dan telah menyiapkan segala belenggu baginya tidak ada lagi kecemasan dn nafsu keinginan." (Dhammapada bab VII.90)

Tuesday 24 May 2016

Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2560 B.E/2016

Sukhi Hotu _/|\_
Serangkaian acara Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2560 B.E/2016 di Vihara Budhi Bhakti telah terlaksana dengan baik dan lancar pada tanggal 21 Mei 2016 sampai dengan 22 Mei 2016.
Di momen yang sangat berbahagia ini tentunya kita sebagai umat Buddhis mengenang kembali tiga peristiwa agung yang terjadi dalam kehidupan Buddha Gotama Sakyamuni dan menghormati Buddha yang telah mengajarkan Dharma. Tiga peristiwa Agung kehidupan Buddha Gotama Sakyamuni, yaitu Peristiwa Kelahiran Sidharta Gautama, Peristiwa Sidharta mencapai Penerangan Sempurna serta Parinibbana Sidharta Gautama.
Dengan tema Waisak nasional, yaitu" Indahnya Kebersamaan dalam Buddha Dharma", disini kita diingatkan kembali untuk terus meningkatkan rasa solidaritas dan rasa berbagi kepada orang-orang di sekitar kita dengan mengembangkan metta (cinta kasih universal) maka akan tercipta kebersamaan dan kekeluargaan diantara kita semua.

Sabtu, 21 Mei 2016
a. Penyalaan Pelita (Dian Deng) & Pemandian Rupang Sidharta (Yi Fo)

Penyalaan Pelita (Dian Deng) ini bertujuan untuk menerangi kegelapan yang melambangkan tekad untuk senantiasa menyalakan sinar terang Dharma.





Sedangkan, Pemandian Rupang Sidharta (浴佛 Yi Fo) melambangkan pembersihan tubuh sang Buddha, setelah kita membersihkan tubuh sang Buddha maka berarti kita juga telah membersihkan diri kita sendiri dari segala noda dimasa lalu dan sejak saat ini menjadi bersih. Makna terpenting lagi adalah dengan mengikuti ritual ini kita akan mengerti bagaimana seharusnya melatih diri dalam Dharma untuk membersihkan hati dan batin kita dan seluruh jiwa kita.




B. Pradaksina & Puja Bhakti Tri Suci Waisak 2560 B.E/2016
Perayaan yang diikuti ratusan umat Buddha itu diawali dengan melakukan uttana menyambut Suhu masuk ke ruang Bhaktisala, Pembacaan Vesakha Puja Gatha, dilanjutkan Pradaksina yaitu prosesi berjalan kaki mengitari jalur yang ditentukan sebagai simbol yang melambangkan perjalanan Bodhisattva mencapai titik tertinggi ke Buddha–an. Prosesi berjalan kaki itu berakhir di Bhaktisala Vihara Budhi Bhakti Batam.
Usai menjalankan Pradaksina, dilanjutkan Persembahan Puja, Penyalaan lilin pancawarna, Puja Bhakti Tri Suci Waisak serta Dhammadesana yang disampaikan oleh Suhu He Xian.











"Jika kehidupan bisa dijalani secara sederhana, tentu kita akan bahagia. Sebagai umat Buddhis, kita semua diminta membangun kehidupan bersahaja dan sederhana, bersumbang kasih dengan niat baik yang paling tulus mengembangkan kebijaksanaan yang murni cinta kasih universal tanpa batas" - Master Cheng Yen











Friday 13 May 2016

Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2560 B.E/2016

Namo Buddhaya Saudara/i Sedhamma yang berbahagia _/|\_

Pada tahun 2016 ini, Hari Raya Tri Suci Waisak jatuh pada hari Minggu, 22 Mei 2016.
Apa itu Perayaan Tri Suci Waisak? Mari kita ulas sedikit mengenai Waisak.
Hari Trisuci Waisak mengingatkan pada tiga peristiwa suci dalam kehidupan Buddha Gautama, yaitu Kelahiran, Pencapaian Pencerahan sempurna, dan Parinibbana Beliau.
Tiga peristiwa suci itu terjadi pada bulan purnama Sidhi, bulan Waisak, dengan tahun berturut-turut 623 SM, 588 SM, dan 543 SM. Buddha yang dilahirkan sebagai putra mahkota Kerajaan Kapilavatthu, di India Utara, mencapai Pencerahan Sempurna di Bodhgaya dan  Parinibbana di Kusinara, India.

Dalam rangka menyambut Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2560 B.E / 2016
"Indahnya Kebersamaan dalam Buddha Dharma"

Berikut serangkaian acara dalam rangka Tri Suci Waisak 2560 B.E :

A. Penyalaan Pelita (Dian Deng) & Pemandian Rupang Sidharta (Yi Fo)
Tgl     : 21-22 Mei 2016
Pukul : 06.00 WIB - selesai

B. Pradaksina & Puja Bhakti Waisak
Tgl    : 21 Mei 2016
Pukul : 18.30 WIB -selesai

C. Puja Bhakti Detik-detik Waisak 2560 B.E
Tgl     : 22 Mei 2016
Pukul : 03.30 WIB - selesai

D. Pentas Seni Waisak Sekolah Minggu Buddhis
Tgl     : 22 Mei 2016
Pukul : 09.00 WIB -selesai

Mari kita bersama-sama mengikuti acara ini, bersama-sama mengenang tiga peristiwa penting pada bulan purnama Sidhi di bulan Waisak.
Anumodana_/|\_



Thursday 12 May 2016

GAMES SMB SD "Kerang dan Mutiara"

Namaste _/I\_
Minggu, 1 Mei 2016
Pada minggu pertama bulan Mei ini, Sekolah Minggu Buddhis tingkat SD diwarnai dengan kegiatan kebaktian dan GAMES "Kerang dan Mutiara"
Adik-adik kelas 1,2,3 berperan sebagai mutiara sedangkan kelas 4,5,6 berperan sebagai kerang. Setiap kerang dan mutiara terdiri dari 3 orang.
Dari games ini adik-adik SMB telah saling mengenal satu sama yang lain kakak kelasnya maupun adik kelasnya.