Welcome to Our Blog

Please Visit our Facebook Group or leave any comment/feedback for our Blog improvement here

Metta Day

GMVBB mengunjungi Panti Asuhan sebagai wujud cinta kasih

Perayaan Imlek SMB SD

新年快乐, 恭喜发财!🍊🐶

Magha Puja 2561 B.E. / 2018 M

"Janganlah berbuat kejahatan perbanyakanlah perbuatan baik sucikan hati dan pikiranmu, Itulah Ajaran semua Buddha" -Dhammapada Ayat 183-

Inauguration and Continuation Day

Pelantikan dan Perayaan Hari Ulang Tahun GMVBB dan WBVBB
21 Tahun GMVBB dan 2 Tahun WBVBB.

Thursday 21 July 2016

Informasi Asadha Puja 2016 / 2560 B.E.


Namo buddhaya teman-teman Sedhamma _/I\_

Pada hari Sabtu, 30 Juli 2016 nanti kita akan ada kebaktian dalam rangka memperingati Hari Raya Asadha. Kebaktian dimulai pukul 19.00 - selesai di Vihara Budhi Bhakti.

Tapi, tahukah teman-teman apa itu Hari Raya Asadha?


Hari Raya Asadha yang diperingati 2 bulan setelah Hari Raya Waisak merupakan hari berputarnya roda dharma atau pembabaran dhamma yang pertama kalinya. 

Hari Raya Asadha memperingati 3 peristiwa penting, yaitu :
1. Khotbah pertama Sang Buddha kepada lima orang pertapa di Taman Rusa Isipatana.
2. Terbentuknya sangha Bhikkhu yang pertama.
3. Lengkapnya Tiratana/Triratna ( Buddha, Dhamma, dan Sangha ).

Apa yang Buddha ajarkan?

Ketika Guru Agung Sakyamuni Buddha membabarkan Dhamma untuk pertama kali, yang dikenal dengan istilah Dhamma-cakka-pavattana (Pemutaran Roda Dhamma), Beliau membabarkan Empat Kebenaran Mulia, Cattāri Ariya Saccāni.

Empat Kebenaran Mulia ini jika dirangkum kalimat yang sederhana yang cocok yang disampaikan oleh Guru Agung sendiri kepada Bhikkhu Anuradha,“Pubbe cāhaṃ Anurādha, etarahi ca dukkhañce va paññāpemi dukkhassa ca nirodhan’ti.” artinya, “O, Anuradha, dahulu dan sekarang, hanya ini yang Kuajarkan: dukkhañce va paññāpemi dukkhassa ca nirodha, tentang dukkha/penderitaan dan tentang lenyapnya penderitaan.”  Samyutta Nikaya, 4.384


Mettacitena,



Vihara Budhi Bhakti Batam

Sunday 17 July 2016

Appamadena Sampadetta

Namo Buddhaya,

Sedikit renungan untuk kita semua.

Kehidupan berulang setiap hari. Aktivitas berulang setiap hari. Membuat hidup ini terasa bosan untuk dijalani. Terkadang merenungi setiap Sabda yang pernah Ia babarkan. Memanglah benar hidup ini penuh penderitaan yang tiada akhirnya. Bahagia datang setelah penderitaan pergi. Demikian pula, penderitaan hadir saat kita terlena akan kebahagiaan.


Jadi apa arti hidup ini sesungguhnya? Ketika kita mulai lelah menjalani kehidupan, bukan berarti kita bisa serta merta menyerah pada hidup ini. Karena sesungguhnya ketika kita melihat pada kehidupan atau lingkungan di sekitar kita. Ternyata ada banyak sekali hal yang dapat kita syukuri. Saat kita sedang berbahagia, pada waktu yang sama di belahan bumi yang lain, ada mereka yang sedang menderita. Demikian pula, pada saat kita sedang bersedih atau menderita, pada waktu yang sama di belahan bumi yang lain, ada mereka yang sedang berbahagia.


Kebahagiaan atau penderitaan yang dirasakan sesungguhnya hanyalah manipulasi pikiran yang liar ini. Pada keadaan yang sulit sekali pun, jika kita bisa berpikir bahwa ini pasti akan berlalu, kebahagiaan pasti akan hadir nanti, maka segala sesuatu akan terasa lebih mudah untuk dilewati. Demikian pula pada saat berbahagia, jika kita terus khawatir suatu hari kebahagiaan ini akan hilang, maka pada saat itu juga kita terlena dan jatuh dalam penderitaan.


Sederhana namun terkadang sulit untuk dimengerti. Terkadang juga sulit untuk dipraktekkan. Teruslah berlatih dengan penuh kesadaran agar suatu hari dapat merasakan Nibbana yang sesungguhnya.
Seperti pesan terakhir dari Sang Tathagatha, "Appamadena Sampadetta" yang artinya Berjuanglah dengan sungguh-sungguh. Untuk itu, dalam menjalani kehidupan, sepatutnya kita sebagai Umat Buddha terus berjuang dan terus berlatih hingga terealisasinya Nibbana. [L]


Semoga senantiasa berbahagia.
Sadhu.. Sadhu.. Sadhu..
_/\_